Rekamjabar.com (Kuningan) – Situs Purbakala Cipari merupakan situs yang terletak di kaki Gunung Ciremai tepatnya di Kabupaten Kuningan. Situs yang diperkirakan mengalami 2 kali masa permukiman manusia pada akhir masa neolitik dan awal pengenalan bahan perunggu sekitar 1000 hingga 500 tahun sebelum masehi, kini seakan dilupakan begitu saja oleh masyarakat setempat yang tak sadar akan peninggalan kesejarahan.
Suma, salah satu pengelola Situs Purbakala Cipari mengatakan bahwa masyarakat lebih memilih objek wisata lain yang tidak mempunyai nilai sejarah.”Situs ini ga begitu ramai, sekarang wisata wisata sejarah di anggap kurang menarik oleh masyarakat yg justru lebih memilih wisata lainnya paling paling pengunjung berkunjung dengan niat penelitian” ujar Suma.
Berkunjung ke Situs purbakala Cipari seperti kembali ke jaman batu. terdapat banyak sekali peninggalan pada masa itu yg hingga saat ini terus di pertahankan Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Dinas (TU UPTD) Pengelolaan Objek Wisata dibawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan.
Namun karena kurangnya minat masyarakat untuk mengunjungi tempat bersejarah ini membuat Suma khawatir situs yang ia kelola akan terlupakan oleh masyarakat. Ia hanya bisa berharap agar masyarakat dari berbagai kalangan dapat lebih peka dalam melestarikan dan menjaga sejarah.
“Dengan diperlukannya dorongan dari masyarakat yang lebih peka serta ikut melestarikan dan menjaga peninggalan sejarah ini. Kita seharusnya sebagai penerus bangsa jangan pernah sekali kali melupakan sejarah, agar sejarah terus sampai hingga anak cucu kita nanti, kita pertahankan agar tidak sampai terlupakan, apalagi terbuang” ujar Suma.
Sebagai pengelola, Suma dan rekannya bekerja dari pukul 07.00-16.00 WIB. Selama bekerja, Suma mengaku sering merasa bosan karena dalam waktu 7 jam kerja itu ia hanya merawat, menjaga dan menunggu pengunjung yang datang. Namun karena kurangnya minat mayarakat terhadap situs ini, pengunjung yang datang setiap harinya tidak lebih dari lima orang, bahkan menurutnya terkadang dalam satu hari tidak ada pengunjung sama sekali.
Di Situs Purbakala Cipari ini pengunjung dapat melihat berbagai tinggalan jaman batu seperti; dolmen, Peti kubur batu, punden berundak, dakon, kapak batu, menhir dan sebagainya. ”Selain itu ditemukan juga benda lain seperti kapak perunggu, manik manik sampai gelang masa perunggu” Ujar Suma (42) Pengelola Situs Purbakala Cipari.
Situs Cipari ini merupakan tinggalam jaman batu yang ditemukan pada tahun 1972 dengan di temukannya sebuah peti kubur batu yang menurut para arkeolog itu merupakan tinggalan dari kebudayaan prasejarah. Dengan luas 7.000 Meter persegi, pengunjung dapat melihat hamparan bebatuan dengan rumput hijau yang menambah keindahan alamnya.
“Saya saja yang sudah bekerja lama masih terus kagum melihat keindahan alam serta tinggalannya, ternyata saat itu manusia prasejarah pun sudah memiliki peradaban yang cukup maju” kata Suma.
Adanya situs ini selain sebagai bentuk melestarikan juga bentuk memajukan ekonomi setempat. masyarakat merasa terbantu dengan adanya situs ini yang kemudian dijadikan tempat wisata. Disitu lah masyarakat sekitar pun ikut berperan merawat dan menjaga Situs tersebut karena merasa cukup diuntungkan.
“Saya merasa diuntungkan ya dengan adanya wisata ini saya jadi bisa berjualan untuk menambah penhgasilan saya, tapi ya itu kalau situs ini sepi saya pun tidak dapat pemasukan” Ujar Pedagang pada Situs Purbakala Cipari.
Menginjakan kaki disana rasanya seperti dibawa kembali pada masa prasejarah, bisa mengetahui berbagai tinggalan dari zaman tersebut seperti jalan jalan sambil belajar. Namun sayangnya wisata sejarah seperti itu yang justru memiliki nilai historis dan pendidikan justru kurang diminati masyarakat. peran pemuda dan pemerintah tidak begitu nampak dalam keikutsertaan memperkenalkan situs demi melestarikan peninggalan sejarahnya. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui Situs Bersejarah ini karena kurangnya akan perhatian dari beberapa kelompok. Situs ini hanya ramai ketika Hari Ulang Tahun Kuningan yang hanya di perkenalkan dan di pertontonkan dalam 1 tahun hanya 1 Minggu pameran museum yang ada di situs ini.
Disinilah kita perlu banyak mengenalkan agar wisata sejarah ini tidak habis dimakan zaman selain itu kita juga memberikan rezeki pada pekerjanya serta memajukan ekonomi setempat. Dengan berkunjung kesana, itu merupakan bentuk kita menjaga sejarah, melestarikan, mengenalkan sejarahnya agar tidak hilang, selain itu juga bentuk kita membantu perekonimian masyarakat setempat.
Penulis : Faizal Ardiansyah
editor : M. Al Hafidz