Rekamjabar.com (Kab.Kuningan) – Dalam rangka melestarikan dan mengembangkan kebudayaan leluhur, Desa Karangsari Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan menggelar acara Malam Puncak Babarit (Milangkala) Desa Karangsari ke-80. bertempat di Halaman Desa Karangsari, Sabtu (02/09/2023)
Babarit Milangkala ke-80 Desa Karangsari ini mengangkat tema Runtut Raut Sauyunan dengan diisi berbagai acara-acara. momen ini merupakan kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Desa Karangsari selain untuk merayakan hari jadi Desanya, momen ini juga menjadi ajang hiburan dan ajang silurahmi bagi warga masyarakat Desa Karangsari.
“Acara yang bertemakan runtut raut sauyunan ini dimeriahkan dengan acara-acara diantaranya ziarah kubur makam leluhur Hulu dayeuh yakni Buyut Jagatnata dan Makam Keramat Pangeran Langlangbuana yang dikenal juga sebagai Mangkubumi”. Ujar Derry Futrohudin S. Pd/Panitia dalam wawancaranya kepada rekamjabar.
“Kemudian, pentas seni rakyat di isi oleh grup seni degung dari SDN Karangsari , penampilan dari anak-anak TK dan Paud Karangsari, Istigosah, Babarit/tayuban, pungkas oleh acara hiburan pongdut (jaipong dangdut) oleh naura mangement” sambungnya.
Acara tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Bupati Kuningan H.M Rido Suganda S. H., M. Si. Dalam sambutannya yang hangat dengan di selipkan kuis kepada masyarakat Desa Karangsari.
“Acara ini merupakan moment yang baik dan menghangatkan suasana karena bisa mengangkat seni budaya untuk mengenang para leluhur. Semoga Desa Karangsari semakin maju dan meningkat pemberdayaan dan kesejahteraaan masyarakatnya,” ujar Wabup Ridho
Setelah wakil Bupati memberikan sambutannya, dilanjutkan dengan pembacaan Babad Sejarah Desa Karangsari, yang disampaikan oleh Ketua BPD Desa Karangsari.
“Lereng Gunung Ciremai, terutama wilayah Desa Karangsari diawali pada zaman Kerjaan Pasir Batang, Zaman Sunda Wiwitan, zaman Kerajaan Mangku Bumi, zaman Jawara dan zaman Kolonial. Awal tahun 1800 waktu zaman Jawara wilayah Desa Karangsari, mulai berdatangan pendatang dari daerah Kadugede dan Darma. Dengan bertambahnya penduduk pada Tahun 1940 para sesepuh bermusyawarah berkenaan tentang pent ingnya Pedukuhan ini mekar menjadi Desa. Alasan mekar menjadi Desa dikarenakan jauhnya ke Desa Sagarahiang pada saat itu. Sehingga pada tahun 1943 pedukuhan Kare`es disahkan menjadi Desa Karangsari pada masa kepemimpinan Bupati R.T. Oemar Said.”
Selain Wakil Bupati, turut hadir pada malam puncak Babarit Kasi Pengembangan SDM Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan, Rito Riswanto MPar, Kasi Tradisi Seni Sejarah Dikbud Kabupaten Kuningan Rio Anto Permana, Forkopim Kecamatan Darma.
Kemudian kepala Desa Karangsari (Sahidin) dalam pidatonya “Mudah-mudahan melalui momen milangkala ini membangkitkan minat warga masyarakat terutama generasi muda untuk turut melestarikan dan mengembangkan kebudayaan leluhur,” harapnya.
Acara dilanjutkan dengan pertunjukan “Seni Tayub” yang ditampilkan oleh para warga Desa Karangsari. Nampak raut bahagia terpancar dari masyarakat yang hadir pada acara tersebut.
(Jaja/Mr)
1 thought on “Melestarikan dan Mengembangkan Kebudayaan Leluhur Melalui Babarit Desa Karangsari ke-80 Tahun”
к чему снится отче наш читать молитву к чему снится красить
волосы в синий цвет сонник
бегемот во сне
мне приснился зонт молитва после сна ислам