Dugaan Jual Beli Kursi SPMB Kota Bandung, Farhan Sebut Sudah Ada Indikasi Namun Enggan Dahului Penyidik Umumkan Tersangka

Bandung, Rekamjabar – Proses penyelidikan terkait dugaan adanya kasus jual beli kursi SPMB 2025 di Kota Bandung masih terus bergulir. Walikota Bandung, Muhammad Farhan mengungkap sudah ada beberapa sekolah yang terindikasi terlibat. Namun pihaknya masih enggan mendahului tim penyidik dalam pengungkapan terduga pelaku.

“Kalau sudah dapat bukti kuat, tim penyidik juga sudah menyatakan atau penegak hukum menyatakan yang sudah layak untuk diangkat, maka kita akan angkat,” ungkap Farhan saat dikonfirmasi di Kantor DKPP Jalan Arjuna Bandung, Jumat (20/6/2025) petang.

Farhan menyebut, dirinya enggan medahuli tim penyidik, apalagi untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka. Sebab, perlu ada dua bukti kuat agar bisa menetapkan seseorang sebagai tersangka.

“Saya tidak mungkin mengatakan atau menyebut nama seseorang, sekolah sesuatu, apabila dari aparat hukum belum menyatakan boleh mengeluarkan.Kita bisa menimbulkan fitnah, saya gak boleh,” kata Farhan.

“Sudah ada, tapi kan belum terbukti, belum ada dua bukti. Kan harus ada dua bukti kuat baru diumumkan dan dijadikan TSK (tersangka?),” ucap dia.

Baca Juga: Dugaan Jual Beli Kursi SPMB Kota Bandung, Farhan Sebut Sudah Ada Indikasi Namun Enggan Dahului Penyidik Umumkan Tersangka

Selain itu, Farhan juga memberikan peringatan kepada semua pihak termasuk orang tua agar tidak melakukan transaksi jual beli kursi SPMB jika tidak ingin terjerat pidana.

“Sekarang saya cuma mau bilang, hei geus tong aya nu transaksi (sudah jangan ada yang transaksi), karena saya geus nyaho (sudah tau) pergerakan-pergerakan kalian,” cecar Farhan dengan nada memperingatkan.

“Kemarin kenapa kami membuat pernyataan? Tujuannya untuk memastikan bahwa, hey, saya sudah tahu pergerakan kalian, jangan dilanjutkan,” tambahnya.

Farhan menegaskan, pihaknya tidak akan segan untuk mempidanakan para pelaku yang memberi maupun menerima. Baik pihak sekolah, dinas maupun pihak ketiga tanpa pandang bulu.

“Kalau sampai terjadi transaksi, ingat, terjadi transaksi, maka penerimanya dipidana, pemberinya juga dipidana. Hati-hati ya pesan ini mah. Karunya budaknya bapak ibu, omat nya,” pungkas dia.

(yog/fidz)