rekamjabar

Budaya Literasi Masalah Serius

(Kiri) Ibunda Frizka, (Kanan) Frizka Nurul Fauziah - Mahasiswi Universitas Islam Al-Ihya Kuningan, Prodi PGSD (Foto : Istimewa)

Bagikan:

Rekamjabar.com (Kuningan)Indonesia akan menghadapi masalah serius yaitu defisit sumber daya manusia berkualitas jika generasi muda dan pegiat literasi tidak mampu meningkatkan kapasitas diri secara mandiri dan memperluas diri dengan memanfaaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK/ICT). Sebab melalui pemanfaatkan TIK adanya harapan untuk dapat menciptakan suatu budaya yaitu budaya literasi. Dimana, budaya literasi ini sangat berperan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, dan akan membentuk bangsa yang berkualitas.

Rendahnya Minat Baca

Rendahnya budaya literasi sekarang ini disebabkan pola pikir baik dalam pendidikan formal maupun non formal hanya berbasis hasil, bukan proses. Maka perlu dalam meningkatkan budaya literasi perlu digalakkan kembali.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat menurunkan minat baca yaitu mahalnya harga buku dan rendahnya minat baca masyarakat. Hal ini berdampak kepada turunnya perbukuan Indonesia, dan menurunnya budaya literasi.

Dari sisi pemerintah daerah, budaya literasi masih dinomor-duakan, tidak terlalu dianggap penting dari pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi. Dan masih sedikit pemerintah daerah yang peduli terhadap peningkatan budaya literasi. Ditambah dengan sedikitnya anggaran dari Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota untuk peningkatan perpustakaan lokal. Padahal ini sangat berarti sekali dalam peningkatan budaya literasi. Dan juga, dari sisi elit politik, ekonomi dan budaya masih belum besarnya kepedulian untuk peningkatan dan pengembangan budaya literasi.

Sebenarnya banyak harapan dari meningkatnya budaya literasi dalam kegiatan pendidikan, penguasaan ilmu, kemampuan dan kompetensi untuk melahirkan kreativitas, inovasi dan rekayasa teknologi yang dapat dihasilkan karya anak bangsa.

Tidak lepas juga dilihat kuantitas penduduk yang beranekaragam suku dan budaya, maka hal itu mempunyai potensi yang besar yang harus diimbangi dengan kualitas budaya literasi.

Rendahnya minat baca pada masyarakat kita ini akan sangat mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia. Rendahnya minat baca ini, masyarakat tidak bisa mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi di dunia, sehingga berdampak ketertinggalan negara kita dan akan susah untuk bersaing dengan negara lain.

Oleh karena itu, diperlukan sekali kepedulian kelompok masyarakat (sipil) yang peduli untuk memperjuangkan peningkatan budaya literasi bagi masyarakat, serta diperlukannya dukungan dari pemerintah dan anggota Dewan melalui kebijakan yang dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien.

Meningkatkan Budaya Literasi

Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan keterampilan, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta kemampuan berkomunikasi secara efektif yang dapat mengembangkan potensi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat (Alberta).

Buku merupakan jendela dunia dan membaca adalah kuncinya. Dengan meningkatnya budaya membaca, akan didapatkan peningkatan ilmu pengetahuan sesorang. Dapat kita nilai bahwa hubungan antara tingkat baca atau literasi dengan kualitas bangsa pada masyarakat di suatu negara atau bangsa memiliki hubungan yang vertikal. Oleh karena itu, ukuran tingginya minat baca seseorang pada buku berpengaruh terhadap pengetahuan dan wawasan, mental, serta prilaku atau sikap seseorang.

Seperti yang dikatakan Harjasujana (1997) bahwa pendidikan selalu berkaitan dengan kegiatan belajar. Belajar selalu identik dengan kegiatan membaca karena dengan membaca akan bertambahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang. Pendidikan tanpa membaca bagaikan raga tanpa ruh.

Minat membaca berbanding lurus dengan tingkat kemajuan pendidikan suatu bangsa. Kegiatan membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Parameter kualitas suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi pendidikannya.

Kecerdasan dan pengetahuan suatu negara menentukan kualitasnya, dan kecerdasan serta pengetahuan dihasilkan oleh jumlah informasi yang dipelajari. Informasi dipelajari dari sumber lisan dan tertulis. Dengan demikian, suatu masyarakat akan maju dan beradab jika semakin banyak orang yang gemar belajar.

Bagaimana cara meningkatkan daya baca masyarakat Indonesia sehingga akan terbentuk budaya literasi? Beberapa program bermanfaat yang dapat dilakukan. Untuk mendorong tingkat melek huruf yang lebih baik

Pertama, kita harus meningkatkan standar pengajaran dan memastikan bahwa semua siswa memiliki akses ke sana. Untuk menjangkau setiap bagian bangsa, infrastruktur dan suprastruktur harus dibangun. Jangan sampai ada siswa yang masih kesulitan belajar di pedalaman nusantara karena kekurangan sekolah, guru, atau sumber daya lainnya. Akibatnya, Negara bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas pendidikan bagi penduduknya.

Kedua, memperluas jumlah perpustakaan di seluruh negeri karena menyediakan lingkungan yang santai untuk membaca, berbagai macam buku, dan kegiatan yang menghibur.

Ketiga, diperlukan inisiatif berkelanjutan untuk meningkatkan pengenalan buku dan menumbuhkan kecintaan membaca di kalangan pelajar dan masyarakat luas. Fokus untuk membuat kemajuan dan mendorong anak muda untuk membaca daripada terjebak dalam ritual.

Keempat, dari sisi penerbitan, kita mendukung penerbitan buku-buku yang terus meningkat, terutama publikasi-publikasi berkualitas tinggi dari berbagai sektor. Masyarakat akan membaca lebih beragam sebagai hasil dari buku yang menarik.

Kelima, kita percaya bahwa masyarakat madani memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan peradaban membaca. Ini dapat dilakukan dengan membuat taman baca di seluruh nusantara, menjalankan kampanye promosi membaca, atau melakukan tindakan lain untuk menginspirasi generasi muda untuk gemar membaca.

Dibutuhkan program-program berkelanjutan untuk lebih memperkenalkan buku dan mendorong minat baca buku ke sekolah dan masyarakat umum. Jangan terpaku pada seremoni, tetapi fokus pada terobosan yang lebih membumi dan memikat anak muda / pelajar untuk membaca.

Penting juga untuk merangkul para aktivis media sosial seperti Twitter dan Facebook dengan mengunggah buku agar orang lebih sering tertarik. Kami ingin mengingatkan bahwa bangsa Indonesia lahir dari perjuangan para founding fathers yang terdorong untuk bertindak setelah melihat realitas kehidupan rakyat kolonial dan membaca buku-buku tentang kemerdekaan bangsa.

Peningkatan kemampuan literasi dalam belajar sejalan dengan tujuan pendidikan, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Depdiknas, 2003).

Penulis : Frizka Nurul Fauziah  (Mahasiswi Universitas Islam Al-Ihya Kuningan, Prodi PGSD)

0 thoughts on “Budaya Literasi Masalah Serius”

  1. Pingback: Milenial Nilai Kepedulian Erick Thohir Terhadap Pelaku UMKM

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top