Bandung, Rekamjabar.com – Banjir di RW 03 Kelurahan Rancabolang, Gedebage Kota Bandung belum surut setelah empat hari yang lalu diguyur hujan lebat. Akibatnya, aktivitas warga menjadi lumpuh akibat banjir yang masih menggenang wilayah tersebut.
Ketua RT 03 RW 03 Kelurahan Rancabolang Kecamatan Gedebage Kota Bandung, Nengsih mengatakan debit air banjir hingga saat ini masih belum surut.
“Belum ada surut sih, surut sedikit, paling beberapa cm lah, cuma 3 cm surut nya lah,” kata Nengsih saat diwawancarai, Rabu (05/03/2025).
Nengsih menyebut debit air banjir yang tidak kunjung surut sudah empat hari menggenang kawasan Rancabolang.
“Udah mau empat hari terjadi genangan,” imbuhnya.
Menurut Nengsih, banjir tersebut disebabkan oleh saluran pembuangan air yang tertutup akibat pembangunan Kereta Cepat atau Whoos.
“Karena gak ada saluran buangan air sekarang udah ketutup kan banyak pembangunan jadi salurannya ketutup,” ucapnya.
Baca Juga: Rumah di Kawasan Padat Penduduk di Bandung Terbakar
Akibatnya, debit air banjir tidak mengalir ke saluran pembuangan dan menggenang di kawasan Rancabolang hingga menyebabkan banjir.
“Ini mah karena hujan deras, langsung menggenang, karena tidak ada pembuangan air saluran, kan pada ketutup sama jalur kereta cepat, jadi gorong-gorongnya pada ketutup,” ujarnya.
Ia mengaku, banjir yang terjadi di tahun 2025 ini merupakan yang terparah. Sebab, pada tahun-tahun sebelumnya, debit air banjir hanya mencapai mata kaki orang dewasa dan tidak masuk ke rumah warga.
“Ini tahun ini yang terparah sih, tahun-tahun sebelumnya cuman SE mata kaki orang dewasa, sekarang sudah selesai betis aja,” tandasnya.
Baca Juga:Bogor dilanda Banjir Bandang, BPBD Jabar Lakukan Asesmen
Sementara itu, salah seorang warga RT 03 RW 03 Yudi, mengaku kondisi banjir saat ini sudah mulai surut. Namun, jika dibandingkan dengan sebelum surut, kedalaman banjir tersebut mencapai 70 cm.
“Ini sudah mulai suruh, kalau kemarin mah disini hampir sampai lutut lebih lah sekitar 70 cm kalau disini, kalau sekarang 50 cm, jadi sekarang sudah surut sekitar 20 cm lah,” ujar Yudi.
Yudi juga mengaku, penyebab kawasan tersebut banjir dikarenakan semenjak adanya kereta api cepat yang disebabkan saluran air tertutup.
“Penyebabnya itu semenjak ada kereta api cepat kan dulu ada saluran airnya ke arah kabupaten, Tegalluar, saluran-saluran ketutup semua sama proyek kereta api cepat,” pungkasnya.
Pewarta: Yoga