Rekamjabar.com (Kuningan) – Setelah dilakukan pelepasan pada tanggal 15 Juli 2024 di Universitas Muhammadiyah Kuningan, mahasiswa/i Kuliah Kerja Nyata (KKN) melaksanakan kegiatan penyerahan yang bertempat di desa Koreak Kecamatan Cigandamekar Kabupaten Kuningan pada Selasa (16/7/2024) kemarin.
KKN kali ini mengusung tema “Optimalisasi Potensi Desa melalui Pendidikan Teknologi di Era Transformsi Digital”, kegiatan tersebut sekaligus pemaparan program kerja KKN. Disamping itu, rangkaian kegiatan ini bertepatan dengan penyerahan mahasiswa/i KKN dari Universitas Majalengka.
Program kerja unggulan KKN Universitas Muhammadiyah Kuningan khususnya di desa Koreak terfokus pada bidang Pendidikan, Keagamaan, dan Sosial Masyarakat. Bagi mahasiswa UMK (Universitas Muhammadiyah Kuningan), KKN bukan hanya tuntutan dari kampus sebagai salah satu beban akademik tapi KKN merupakan momentum para mahasiswa untuk terjun langsung di masyarakat melihat permasalahan-permasalahan yang ada dan mengimplementasikan ilmu yang didapatkan di perkuliahan.
“Maka dari itu mari kita sama-sama berkolaborasi mewujudkan masyarakat ideal, masyarakat cita, yang diridhoi Allah SWT,” ujar Rudi selaku ketua KKN Universitas Muhammadiyah Kuningan.
Menurutnya, Mahasiswa sebagai agent of change, sebagai agen perubahan memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dengan fokus keilmuan nya masing-masing demi mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Sementara itu, Kepala Desa Koreak berharap dengan hadirnya para mahasiswa yang melaksanakan KKN dapat berdampak baik untuk kemajuan pendidikan di desa.
“Mudah-mudahanan hadirnya (mahasiswa) KKN ini membawakan dampak baik dampak kemajuan untuk desa Koreak khususnya memajukan pendidikan masyarakat Koreak untuk dapat melanjutkan pendidikan yg lebih tinggi.” ucapnya.
Selain itu, Evan Farhan Wahyu Puadi selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) mengatakan bahwa KKN menjadi kegiatan implementasi teori-teori yg telah di pelajari di perkuliahan.
Ia berharap para mahasiswanya dapat berpartisipasi aktif dan dapat berkolaborasi dengan baik.
“Kita kesini untuk belajar, jika dikampus pengajarnya adalah dosen, sedangkan di desa guru kalian adalah pemerintah desa, warga desa jadi kita belajar dengan baik dan berikan kebermanfaatan untuk semua masyarakat.” tutupnya.
Editor: Hafidz